News Pangkajane Sidenreng – Warga Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, digegerkan dengan kabar meninggalnya seorang pria akibat infeksi leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari kencing tikus. Hasil laboratorium yang dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Pangkep memastikan bahwa korban positif terinfeksi leptospira.

Kronologi Kasus
Korban diketahui seorang pria berusia 34 tahun, warga Kecamatan Minasatene. Ia sempat mengalami demam tinggi, sakit kepala hebat, serta nyeri otot sejak beberapa hari lalu. Awalnya keluarga mengira gejala tersebut hanya demam biasa, namun kondisi korban memburuk hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga : LPSK Tawarkan Perlindungan untuk Orang Tua Prada Lucky
Setelah dilakukan pemeriksaan medis dan pengambilan sampel darah, laboratorium menyatakan korban positif leptospirosis. Sayangnya, meski sempat mendapat perawatan intensif, nyawa korban tidak tertolong.
Penjelasan Dinas Kesehatan Pangkep
Kepala Dinkes Pangkep membenarkan kasus tersebut dan meminta masyarakat lebih waspada terhadap penyakit kencing tikus, terutama di musim hujan. “Hasil laboratorium memang menunjukkan korban terinfeksi leptospirosis. Bakteri ini biasanya menyebar melalui air atau tanah yang tercemar urine tikus,” jelasnya.
Ia menambahkan, leptospirosis bisa menyerang siapa saja, khususnya masyarakat yang sering beraktivitas di lingkungan lembap, sawah, atau genangan air. Gejala awal sering menyerupai demam biasa, sehingga masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami demam tinggi yang tak kunjung turun.
Upaya Pencegahan
Dinkes Pangkep kini menggencarkan sosialisasi ke masyarakat untuk mencegah penularan lebih lanjut. Beberapa langkah yang dianjurkan, antara lain:
-
Menghindari kontak langsung dengan air atau tanah yang berpotensi tercemar kencing tikus.
-
Menggunakan alas kaki saat beraktivitas di sawah atau genangan air.
-
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tidak menjadi sarang tikus.
-
Segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala demam tinggi, nyeri otot, dan sakit kepala.
Selain itu, petugas kesehatan juga melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan sekitar rumah korban serta pemeriksaan kesehatan bagi warga yang sempat melakukan kontak dekat.
Warga Diminta Tidak Panik
Meski kasus ini menimbulkan kehebohan, Dinkes menegaskan masyarakat tidak perlu panik berlebihan. “Leptospirosis bisa dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Jika ditemukan gejala awal, segera ke puskesmas atau rumah sakit agar penanganan lebih cepat,” tegas pihak Dinkes.
Penutup
Kasus meninggalnya warga Pangkep akibat leptospirosis menjadi pengingat bahwa penyakit yang dikenal sebagai kencing tikus masih mengancam kesehatan masyarakat, terutama di wilayah dengan sanitasi buruk. Kesadaran menjaga kebersihan dan waspada terhadap lingkungan yang berpotensi tercemar menjadi kunci utama dalam mencegah penularan penyakit mematikan ini.