News Pangkajane Sidengreng — Pemerintah Indonesia terus memperkuat ketahanan pangan nasional dengan menargetkan pembangunan 12 ribu titik irigasi baru pada tahun 2026. Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), program ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam meningkatkan efisiensi pengairan, produktivitas lahan pertanian, dan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.

Menteri PUPR Dody Hanggodo menyampaikan bahwa program irigasi ini merupakan bagian dari Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), yang menjadi fokus utama pemerintah dalam memperkuat infrastruktur dasar sektor pertanian. “Pembangunan dan rehabilitasi irigasi menjadi prioritas agar lahan pertanian tetap produktif meskipun di tengah tantangan perubahan iklim dan musim kering ekstrem,” ujarnya di Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Baca Juga : Menteri ESDM dalam ISF 2025, Tegaskan Komitmen Indonesia Meningkatkan Penggunaan EBT
Menurutnya, jaringan irigasi baru akan meliputi saluran primer, sekunder, dan tersier, dengan fokus pada daerah-daerah lumbung pangan seperti Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Selain itu, rehabilitasi juga akan dilakukan di wilayah-wilayah yang mengalami penurunan fungsi irigasi akibat sedimentasi dan kerusakan saluran lama.
Fokus Program: Pemerataan Air untuk Petani Desa
Kementerian PUPR menargetkan agar program irigasi 2026 tidak hanya menyentuh proyek-proyek besar, tetapi juga memberdayakan masyarakat desa melalui program padat karya. Petani dan warga sekitar akan dilibatkan langsung dalam pembangunan saluran irigasi agar manfaat ekonomi dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Pemerintah juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam melakukan pendataan titik irigasi non-pusat, sehingga pembangunan dapat dilakukan tepat sasaran. “Banyak irigasi kecil di desa yang belum terdata secara resmi. Kita pastikan mulai 2026 semuanya bisa diinventarisasi agar setiap lahan memiliki akses air yang merata,” tambah Dody.
Langkah ini sekaligus menjadi strategi untuk mengurangi ketimpangan akses air antarwilayah. Dan mendorong peningkatan produksi komoditas pertanian unggulan di tingkat lokal.
Manfaat Langsung untuk Ketahanan Pangan Nasional
Pemerintah menargetkan peningkatan indeks pertanaman dari dua kali menjadi tiga kali setahun melalui pengelolaan air yang lebih baik. Dengan sistem irigasi yang kuat, petani dapat menanam lebih sering tanpa harus bergantung pada curah hujan.
Selain memperkuat produksi beras nasional, pembangunan irigasi juga mendukung diversifikasi pangan, termasuk jagung, kedelai, dan hortikultura. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah mencapai kemandirian pangan dan pengurangan impor bahan pokok menjelang 2030.
“Dengan 12 ribu titik irigasi baru, kami ingin memastikan petani memiliki kepastian air. Ini bukan hanya proyek infrastruktur, tapi investasi jangka panjang bagi ketahanan pangan Indonesia,” tegas Dody.
Langkah Lanjutan dan Evaluasi Berkelanjutan
Kementerian PUPR akan terus melakukan evaluasi tahunan terhadap program ini bersama Bappenas dan Kementerian Pertanian. Pemerintah juga menyiapkan alokasi anggaran tambahan untuk memastikan keberlanjutan proyek hingga selesai pada akhir 2026.
Pembangunan irigasi baru ini diharapkan menjadi fondasi penting bagi Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan. Berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045, di mana sektor pertanian menjadi motor utama ekonomi rakyat.