News Pangkajane Sidenreng — Upaya meningkatkan nilai tambah hasil perikanan terus dilakukan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Kali ini, tim dosen dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar (UNM) melatih ibu-ibu rumah tangga di Desa Bonto Perak untuk mengolah ikan bandeng menjadi berbagai produk kuliner modern, seperti pempek dan dimsum.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat UNM, yang bertujuan memperkuat keterampilan ekonomi keluarga sekaligus mendukung pengembangan UMKM berbasis potensi lokal.
Baca Juga : Unhas Kenalkan Buku AR 3D untuk Edukasi Gigi Anak Down Syndrome di Makassar
Pelatihan Praktis dan Aplikatif
Dalam kegiatan pelatihan yang digelar di balai desa, para dosen tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung pembuatan pempek dan dimsum berbahan dasar bandeng. Mulai dari proses pemilihan ikan segar, pengolahan daging bandeng tanpa duri, hingga teknik pengemasan modern diajarkan secara detail.
“Kami ingin ibu-ibu tidak hanya bisa membuat untuk konsumsi keluarga, tetapi juga mampu menghasilkan produk bernilai jual tinggi,” jelas salah satu dosen pendamping.
Peserta pelatihan tampak antusias, bahkan beberapa langsung mencoba mengkreasikan resep tambahan dengan bumbu lokal khas Sulawesi Selatan.
Bandeng Jadi Produk Bernilai Tambah
Selama ini, bandeng dari Pangkep dikenal melimpah, namun sebagian besar hanya dijual dalam bentuk segar atau olahan sederhana. Dengan inovasi seperti pempek dan dimsum, produk bandeng memiliki nilai tambah yang lebih tinggi serta berpeluang menembus pasar yang lebih luas, termasuk pasar oleh-oleh maupun restoran.
Menurut dosen UNM, diversifikasi produk sangat penting agar masyarakat tidak bergantung pada satu bentuk penjualan saja. “Pempek dan dimsum berbahan bandeng punya prospek besar, apalagi tren makanan sehat dan praktis sedang meningkat,” tambahnya.
Dukung UMKM dan Ekonomi Keluarga
Pelatihan ini juga sejalan dengan program pemberdayaan UMKM yang tengah digalakkan pemerintah daerah. Kepala Desa Bonto Perak mengapresiasi inisiatif UNM karena langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Kami berharap ibu-ibu bisa mengembangkan usaha rumahan dari hasil pelatihan ini. Dengan begitu, ekonomi keluarga terbantu, dan desa juga punya produk unggulan baru,” ujarnya.
Beberapa peserta bahkan sudah merencanakan untuk menjual pempek dan dimsum bandeng secara online melalui platform digital dan media sosial.
Harapan Keberlanjutan Program
Dosen UNM berkomitmen tidak berhenti pada pelatihan saja, melainkan akan mendampingi ibu-ibu dalam aspek pemasaran, branding, hingga akses permodalan. Sinergi dengan pemerintah desa dan dinas terkait diharapkan mampu memperkuat keberlanjutan program ini.
“Pelatihan ini langkah awal. Selanjutnya kami ingin membantu agar produk benar-benar bisa masuk pasar dan bersaing dengan produk olahan lainnya,” tegas tim pengabdian UNM.
Kesimpulan
Pelatihan olahan bandeng menjadi pempek dan dimsum yang digagas oleh dosen Ekonomi UNM di Bonto Perak, Pangkep, menjadi bukti nyata sinergi perguruan tinggi dan masyarakat. Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan ibu-ibu rumah tangga, tetapi juga membuka peluang usaha baru yang berpotensi mengangkat ekonomi lokal. Dengan pendampingan berkelanjutan, produk bandeng Pangkep berpeluang menjadi ikon kuliner baru dari Sulawesi Selatan.