News Pangkajane Sidenreng – Tahun ajaran baru 2025 di Sekolah Rakyat 67 Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, resmi dimulai awal Oktober ini. Namun, pelaksanaan pembelajaran terhambat karena 8 siswa tidak hadir sejak hari pertama, sehingga proses adaptasi kurikulum dikhawatirkan tidak merata.

Pihak sekolah menyebut ketidakhadiran siswa disebabkan berbagai faktor, mulai dari kendala transportasi, kondisi keluarga, hingga kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya kehadiran di awal masa belajar.
Baca Juga : Pria di Pangkep Perkosa-Sebar Video Bugil Ponakannya, Pelaku Ditangkap
Dampak Ketidakhadiran terhadap Adaptasi
Kepala Sekolah Rakyat 67, Nurhayati, menjelaskan bahwa masa awal pembelajaran merupakan periode penting bagi siswa untuk mengenal lingkungan sekolah, teman baru, serta beradaptasi dengan metode belajar. Ketidakhadiran siswa sejak hari pertama dikhawatirkan membuat mereka tertinggal.
“Jika anak-anak absen di masa awal, adaptasi mereka akan lebih sulit. Kami khawatir pemahaman kurikulum tidak merata, apalagi sistem Sekolah Rakyat menekankan pada pembelajaran kolaboratif,” ujarnya.
Upaya Sekolah Mengatasi Tantangan
Untuk mengantisipasi kesenjangan adaptasi, guru di Sekolah Rakyat 67 berencana melakukan pendekatan personal kepada siswa yang tidak hadir. Guru akan mengunjungi rumah mereka guna memastikan penyebab absensi dan memberikan materi pendampingan agar tidak ketinggalan.
Selain itu, sekolah juga menyiapkan program kelas remedial dan pendampingan belajar berbasis komunitas bagi siswa yang absen. Program ini diharapkan bisa membantu siswa mengejar ketertinggalan tanpa harus mengulang pelajaran sepenuhnya.
Pentingnya Peran Orang Tua
Pemerhati pendidikan di Pangkep menekankan pentingnya keterlibatan orang tua. Menurut mereka, keberhasilan Sekolah Rakyat bukan hanya ditentukan oleh guru, tetapi juga kesadaran orang tua untuk memastikan anak hadir tepat waktu.
“Program ini bagus untuk memperluas akses pendidikan, tetapi tanpa dukungan orang tua, hasilnya tidak maksimal. Absensi di awal tahun sudah jadi sinyal yang harus segera ditangani,” ujar salah seorang aktivis pendidikan lokal.
Harapan ke Depan
Meski menghadapi tantangan, pihak sekolah tetap optimistis bahwa program Sekolah Rakyat 67 dapat berjalan lancar. Dengan pendekatan yang lebih humanis dan dukungan masyarakat, diharapkan siswa yang absen dapat segera kembali mengikuti kegiatan belajar.
Pemerintah daerah juga diminta memperhatikan akses transportasi dan dukungan fasilitas agar siswa tidak lagi mengalami kesulitan hadir ke sekolah.
Penutup
Dimulainya Sekolah Rakyat 67 Pangkep tahun 2025 dengan absensi tinggi menjadi pengingat bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada kurikulum, tetapi juga komitmen siswa, guru, orang tua, dan pemerintah daerah.
Jika persoalan absensi dapat segera diatasi, adaptasi pembelajaran akan lebih merata dan program Sekolah Rakyat benar-benar mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Pangkep.